Selasa, 28 Desember 2010

Sulit memulai menuliskan ide

nMulai dari hal-hal ringan
nBisa kalaimat langsung atau tak langsung.
nHilangkan perasaan takut menulis

Mau menulis ide buntu

nSelalu berpikir pada: aktual, kedekatan, getaran kuat, ketokohan, situasional, sensasional, human interest, dan sesuatu yang baru.
nBaca, baca, dan baca
nHilangkan perasaan ragu.

Memulai menulis

nTidak punya ide menulis
nPunya ide tapi tak bisa memulai
nBisa menulis tapi di tengah jalan macet

Model artikel

nArtikel situasional
nArtikel aktualitas
nArtikel getaran
nArtikel misi

Karakteristik media

nPelajari misi dan segmen pembacanya.
nLihat model bahasa yang digunakan
nLihat rubrikasi yang menerima tulisan dari luar.

Bagaimana menembus media

nCari tahu karakteristik media
nCari momen yang tepat
nCari tahu bagaimana media menerima artikel
nPelajari apa model artikel yang diterima

Menulis di media sulit

nRata-rata koran menerima 10-30 artikel per hari
nPersaingan antar-penulis tinggi.
nTidak semua media menyediakan kiriman artikel dari luar.

3 Berita dari sumber lain

Minggu, 20 Juni 2010

KUMPULANBERITA.INFO - Polisi di kota wisata pantai populer di Meksiko, Cancun, Jumat (18/6/2010), menemukan mayat 12 orang dengan tanda-tanda mereka disiksa sebelum dibunuh oleh geng narkoba.Polisi menemukan jasad sembilan pria dan tiga wanita di kuburan di daerah yang terletak kurang...
Pukul : 01.52
Jumat, 04 Juni 2010

KUMPULANBERITA.INFO - Melalui rekaman selama 17 menit Seorang anggota senior Al Qaeda wilayah Yaman memberitahukan kepada pendukung mereka untuk menculik umat Kristen dan keluarga Kerajaan Arab Saudi. Seruan yang dilayangkan lewat radio ini dimaksudkan untuk membalas penangkapan seorang ulama wanita yang dekat dengan kelompok teroris tersebut.Wakil pimpinan Al Qaeda wilayah Semenanjung Arab (Aqap)...
Pukul : 19.45
Rabu, 02 Juni 2010

KUMPULANBERITA.INFO - 9 Orang tewas dalam insiden runtuhnya Sebuah gedung lima lantai yang berada di Dhaka, Bangladesh, Rabu, setidaknya menghancurkan sejumlah rumah yang berada di sekitarnya dan puluhan yang lain terperangkap dalam reruntuhan dan belum tahu keadaan selanjutnya.Sedikitnya 50 orang luka-luka dalam reruntuhan gedung itu, menurut Kepolisian bahwa insiden itu diakibatkan oleh konstruksi...
Pukul : 21.22

Materi UAS

Materi Ujian Akhir Semester

1. Bikin blog pribadi
Ketentuan blog sebagai berikut:
  1. Home: ceritakan siapa Anda dan blog Anda.
  2. Pengantar Blog: berisi tentang narasi mengapa perlu blog ini dibuat.
  3. Tugas :
-          Berita (satu karya sendiri dan tiga dari sumber lain)
-          Feature (satu karya sendiri dan dua ambil dari sumber lain)
-          Artikel (satu karya sendiri dan tiga karya sumbe rlain)
-          Press release (fakta-fakta yang sudah Anda buat sebelumnya).
  1. Berita khusus kunjungan ke Radar Malang dan Temprina
  2. Kumpulan materi-materi jurnalistik (weekly learning log).

2. Tugas dibuat mulai sekarang dan saat ujian tinggal absen serta menuliskan nama blognya dengan jelas.

Menulis dimedia massa

Menulis di Media Massa
Oleh Khoirul Anwar

Batasan
Kata menulis di sini kita batasi dengan menulis artikel ilmiah populer di media massa. Bukan tulisan dalam bentuk berita/informasi, puisi, cerpen, novel, dkk.

Mengapa menulis di media sulit?
Media, terutama Koran, sangat banyak menerima artikel dari luar. Rata-rata 10-30 artikel per hari. Misalnya Jawa Pos (25-30 artikel per hari), Kompas (30 ke atas), Republika (15 artikel), Radar Malang (5 artikel), dll. Karena banyaknya pengirim, maka persaingannya sangat tinggi.

Apakah bukan berarti tidak bisa ditembus?
Bisa. Tapi harus tahu trik dan tipsnya.

Caranya?
  1. Cari tahu karakteristik media yang akan Anda kirimi artikel.
  2. Cari momen yang tepat saat Anda mengirim artikel.
  3. Cari tahu bagaimana media menerima artikel dari luar
  4. Pelajari seperti apa model artikel yang diterima yang akan Anda kirimi.

Seperti apa karakteristik media?
Media memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan itu terkait misi dan segmen media. Contoh: Jika Anda mau mengirim artikel keagamaan, jangan kirim ke Jawa Pos. Karena Jawa Pos suka artikel actual karena Jawa Pos berbasis umum. Kirimlah ke Republika atau media yang berbasis agama.
Jadi sekali Anda keliru mengirim ke media yang tidak sesuai dengan misi tulisan, maka akan sangat sulit menembus media itu.

Seperti apa momen yang tepat mengirim artikel?
Media massa menyukai momen dan aktualitas. Maka dari itu perhatikan momen, karena itu sangat penting. Dengan mengetahui momen, Anda akan bisa dengan cepat menentukan akan menulis artikel model apa.

Apa saja model artikel itu?
  1. Artikel situasional
  2. Artikel aktualitas
  3. Artikel getaran
  4. Artikel misi

Bagaimana media menerima artikel dari luar?
Biasanya media menunjukkan cara bagaimana orang luar mengirim artikel. Ada banner atau disclaimer yang dibuat media tersebut. Lakukan apa permintaan dalam disclaimer media itu.


Dari sisi penulis, apa yang harus diperhatikan?
Media sangat memperhatikan kapabilitas penulis. Karena itu jika Anda ingin artikelnya diterima, maka kapabilitas harus diperhatikan. Jika Anda ahli hokum menulislah hukum, dll.

Bagaimana memulai menulis?
Ada tiga masalah klasik yang dihadapi penulis. (1) Tidak punya ide menulis, (2) sudah punya ide tapi tak bisa memulai, dan (3) sudah bisa menulis tapi di tengah jalan macet. Karena itu tiga masalah klasik ini harus dipecahkan dulu.

Mau menulis ide buntu, bagaimana membukanya?
Berpikirlah peka terhadap hal-hal yang aktual, kedekatan, getaran kuat, ketokohan, situasional, sensasional, human interest, dan sesuatu yang baru. Karena itu banyak baca merupakan kewajiban bagi penulis.

Bagaimana memulai menuliskan ide?
-          Jangan takut memulai menulis.
-          Mulai dari hal-hal ringan. Misalnya kutipan (langsung atau tak langsung), pertanyaan, atau data-data ringan.

Bagaimana mengatasi kemacetan menulis?
Menulis itu sebenarnya menjalankan segitiga pemikiran. Ide-Pertanyaan-Jawaban. Maka, jika berhenti pertanyakan dan jawablah kembali ide awal Anda.

Apakah menulis harus ada outline?
Bisa juga, bisa juga tidak. Terserah. Tapi yang terpenting menulis itu harus mengalir.

Kok sulit ya?
Menulis artikel itu mudah. Jika Anda bisa bicara, maka Anda pula bisa menulis.


* Penulis adalah pemimpin redaksi Radar Malang

Menulis berita dan artikel

FAQ
Menulis Berita dan Artikel
Oleh Khoirul Anwar

Apa itu berita?
Berita adalah kumpulan dari fakta-fakta nyata yang disusun menjadi satu informasi utuh dan komprehensif. Sebuah kumpulan fakta yang memenuhi unsur berita setidaknya wajib memiliki unsur 5 W 1 H.

Siapa yang berhak membikin berita?
Tidak hanya jurnalis/wartawan, tapi semua orang. Karena pada dasarnya setiap hari antar-orang sudah membuat berita. Hanya saja kebanyakan tidak disampaikan secara teks, tapi audio (pembicaraan). Jadi pada prinsipnya Anda semua adalah wartawan.

Bagaimana cara membuat berita?
Ada empat tahapan yang dapat dikerjakan seorang pembuat berita. Yakni (1) how to get, (2) how to comphare, (3) how to write, (4) how to expose.

Mengapa begitu?
Empat langkah itu merupakan pekerjaan seorang jurnalis dalam menyampaikan informasinya pada pembaca/pendengar/pemirsa. Tahapan-tahapan itu tentu sebenarnya sudah sering kita lakukan meski kadang kita tidak menyadarinya.

Bagaimana memulai tahapan-tahapan itu?
Pertama, how to get. Bagaimana seseorang mencari dan mengumpulkan fakta-fakta informasi yang akan disampaikan. Fakta-fakta itu bias berupa, (1) data hasil wawancara, (2) data hasil pengamatan panca indera, (3) data angka-angka kuantitatif, dan (4) data knowledge asset yang kita miliki.  

Lalu, cara mendapatkan data-data itu?
(1)   Fakta wawancara tentu mendapatkannya berasal dari narasumber. Karena itu sebelum menemukan narasumber, (a) tentukan dulu apa yang akan Anda tulis, (b) berapa narasumber yang Anda butuhkan, (c) data dan fakta apa yang Anda tanyakan pada narasumber. Jika tiga persiapan itu sudah terpenuhi maka kumpulkanlah fakta-fakta sebanyak-banyaknya. Fakta bisa berupa fakta kualitatif dan kuantitatif.
(2)   Fakta yang didapat dari pengamatan itu bisa kejujuran subjektivitas Anda atau hasil pengamatan orang lain yang Anda ceritakan ulang.
(3)   Data-data angka di sini adalah data kualitatif.
(4)   Knowledge asset di sini adalah pengetahuan Anda tentang berita yang akan Anda tulis. Dengan catatan besar bahwa knowledge asset Anda adalah jujur, tidak mengada-ada, atau mereka-reka.

Bagaimana memulai how to comphare?
Setelah semua fakta-fakta yang anda butuhkan untuk membuat berita, maka tugas Anda adalah menyatukan fakta-fakta yang terpisah itu menjadi satu kesatuan. Fakta yang saling mendukung disatukan menjadi satu pokok bahasan. Sedang fakta yang berbeda bisa dibuat berita tersendiri. Proses seperti ini disebut peng-angel-an.

Apa itu angle berita?
Angle adalah sudut pandang. Jadi angle berita adalah sudut pandang yang berbeda dalam berita.

Caranya?
Peng-angel-an dapat dilakukan dengan melihat sisi nilai beritanya. Yakni (1) aktualitas, (2) kedekatan (proximity), (3) getaran (magnitude), (4) sesuatu yang baru (new), (5) ketokohan, (6) menyentuh (human interest), (7) dramatik, (8) situasional, (9) sensasional, (10) tren.

Kalau sudah bisa membuat satu kesatuan utuh, bagaimana menulisnya (how to write)?
Menulis berita sama dengan bercerita. Bahasanya dengan bahasa sehari-hari. Karena penerima informasi Anda adalah semua orang dari level yang berbeda-beda.

Apa saja yang harus terpenuhi?
Yang pasti adalah 5 W 1 H. Lalu, untuk menjaga agar informasi yang sedikit tapi sudah sampai (meski tidak lengkap), dikenallah istilah lead (kepala) berita. Lead bukan kesimpulan berita, tapi kepala berita. Sebuah lead dalam berita terletak pada paragraf pertama.

Apa macam-macam berita?
Ada; (1) strait news (singkat, padat, cepat), (2) features (berisi gambaran, suasana, diskriptif sifatnya), (3) depth news (panjang, mendalam, dan investigative sifatnya).

Bagaimana mebuat berita agar enak dibaca?
Mudah. Bahasanya bikin bahasa sehari-hari. Kalimatnya tidak panjang, pendek-pendek saja. Atau kalimat berirama; pendek-pendek-panjang, pendek-panjang-pendek, dll. Selain itu logikanya mengalir.

Cara membuat logika mengalir bagaimana?
Berpikir sesuai abjad. A-B-C-D-..dst.

Terakhir, how to expose?
Bebas. Informasi bisa disampaikan lewat media apa saja. Tulisan (koran, majalah, tabloid, bulletin, selebaran, web, blog, dll), lisan (cerita ke teman, radio, dll), coretan (lukisan dll), foto.

Bagaimana menulis artikel?
Sebelum menulis artikel, sebaiknya mengenal tiga penyakitnya. Yakni, (1) keinginan besar, tapi tak punya ide; (2) sudah punya ide tapi tak bisa memulai; dan (3) sudah bisa memulai tapi berhenti di tengah jalan. 

Bagaimana mengatasinya?
(1)   Jika ingin menulis tapi tak punya ide, kembalikan pada: (a) aktualitas, (b) magnitude, (c) situasional, (d) new.
(2)   Untuk memulainya coba gunakan; (a) cerita fiksi, (b) kutipan langsung/tak langsung, (c) data-data, dan (e) knowledge asset kita.
(3)   Berhenti di tengah jalan, atasi dengan; (a) buatlah poin-poin pikiran per paragraf, (b) ingatkan kembali apa yang menjadi tujuan awal Anda menulis, (c) berhenti lalu tanyalah pada diri Anda sendiri tentang hal-hal yang belum tertuang dalam tulisan itu.

Bagaimana menembus media massa?
(1)   Perhatikan misi dan karakteristik media itu, sebab setiap media memiliki misi yang berbeda soal penerimaan artikel.
(2)   Perhatikan tata cara yang sudah diberikan media pada penulis dari luar.
(3)   Pakailah bahasa yang sesuai dengan nafas media yang dituju.
(4)   Kirim lewat email atau surat (dengan identitas dan rubrik yang dituju dengan jelas).
(5)    Anda bisa confirm ke penanggung jawab rubrik artikel untuk menanyakan apa artikel anda sudah masuk.

Jika tidak diterima?
Ya sabar saja. Saya saja dulu pengalaman menulis di koran terhitung pada tulisan ke 149 baru diterima. Yang penting coba dan coba lagi.

Ada lagi?
Tidak ada. Dan terima kasih, kita bahas dalam latihan.


* Pemimpin Redaksi Radar Malang

Senin, 27 Desember 2010

(Berita Kunjungan ke Radar Malang)

Prinsip penulis tidak harus dari jurusan komunikasi, dari jurusan apa saja bisa menjadi seorang penulis. Dan bahwasannya teori sama di lapangan itu aplikasinya berbeda. Teori itu penting tapi akan lebih penting dengan praktek. Dalam memuat sebuah berita harus ada 5W+1H. Wawancara dengan narasumber itu tidak mudah, dan adapun cara mewawancarai narasumber berbeda-beda, misalkan ada yang jaim, formal, atau yang lainnya. Mencari berita dari seorang kriminal berbeda dengan mencari berita ke seorang pejabat. Dan adapun redaksional yang ada di radar malang yaitu, pola kerja wartawan yang meliputi : mencari informasi atau data yang selengkap-lengkapnya, dimana dari masing-masing itu sesuai dengan posnya yang berjumlah 7 di antaranya adalah kriminal, pendidikan, pemkab, pemkot.
Perkuliahan yang dilaksanakan minggu lalu bertempat di radar Malang. Materi kali ini di bina oleh mas Kholik yang menjelaskan tentang hal-hal yang penting dalam sebuah media cetak seperti koran, bahwa hal-hal yang harus diperhatikan oleh seorang penulis dalam hal ini beliau mengkhususkan wartawan sesuai dengan profesi beliau. Beliau menjelaskan  dalam meliput berita harus memenuhi kriteri 5W+ 1 H, yaitu:
1.      What ( Apa)
2.      Who ( Siapa)
3.      When ( Kapan) 
4.      Why ( Kenapa)
5.      Where ( Dimana)
6.      How ( Bagaimana)
Teori jurnalistik itu sangat penting. Dalam mencari informasi seorang Wartawan harus mencari selengkap-lengkapnya, apa adanya, tidak dibuat-buat. Setelah itu diolah ( diketik kembali dengan kata-kata yang baku, kemudian di laporkan dan diserahkan pada redaktur. Untuk itu struktur yang ada di dalam sebuah kantor media khusunya di Radar Malang terbagi menjadi beberapa bagian yaitu bagian:
1.       Tim Redaktur
2.      Editor
3.      Lay-Out
4.      Foto Grafer
5.      Desain Grafis
6.      pra-Cetak, dan sebagainya.   
   Lebih jelasnya proses pembuatan atau percetakan koran selanjutnya yaitu dari Tim Wartawan itu,  khususnya wartawan Radar Malang menyerahkan kepada Tim Redaktur, Untuk diedit kembali hasil berita, informasi, fakta-fakta yang telah didapat.Berasal dari berbagai bidang antara lain Bidang Pendidikan, Ekonomi, Kesehatan, Politik, Olahraga, dan sebagainya itu diberi batas waktu untuk mengumpulkan batas maksimal sampai jam 22.00 WIB. Kemudian melakukan proses pra-Cetak  yang bertempat di Radar Malang. Kemudian pada malam hari  melakukan proses catak asli yang bertempat di daerah Pakis. Dan paginya sudah bisa dibaca oleh masyarakat.
Sebagai dunia jurnalistik, radar malang memilki istilah “wartawan”. Dan wartawan memiliki kode etik, kode etik tersebut tersebut adalah wartawan haruslah melindungi dan menjaga privasi narasumber, wartawan harus melindungi anak-anak dibawah umur, wartawan tidak boleh menulis hal-hal yang tidak berimbang, wartawan boleh melakukan hak tolak, dan terpenting adalah wartawan tidak boleh plagiat atau mengambil tulisan orang.
Kode etik wartawan di atas merupakan hal yang wajib dipatuhi oleh para wartawan. Jika mereka melanggar maka akan mendapatkan sanksi baik bersifat intern maupun sanksi moral.
Dalam sistem penerbitan sebelum Koran dicetak akan melalui proses par cetak terlebih dahulu dan di edit sebelum dilayout. Dan jika Koran hasil cetakan tidak habis terjual maka koran tersebut tidak dibiarkan sia-sia, melainkan di daur ulang dan batasan sampai dua kali daur ulang, jika melebihi dari dua kali akan dijadikan sebagai kardus dan lain sebagainya. Dengan itu, akan memberikan keuntungan bagi mereka (radar malang).
Masalah subtansi isi/pokok bahasan dalam Koran, Koran radar malang terdiri dari pembahasan atau topik-topik yaitu olahraga atau sport, ekonomi bisnis, politik, otonomi. Show dan seleb, dan juga terdapat lapsus atau laporan khusus. Laporan khusus diterbitkan sesuai dengan tingkat kebutuhan saat itu. Dalam koran radar malang juga tersedia rubrik pemasangan iklan, dimana dalam penulisan iklan terbagi menjadi dua macam yaitu berwarna dan tidak berwarna (hitam putih). Pemasangan iklan ini merupakan sumber dana bagi radar malang, namun dana ini bukanlah sumber utama.